Perangai dan Karomah Syaikh Abdul-Qadir al-Jailani


Syaikh ’Abdul-Qadir al-Jailani memiliki karakter terpuji dan mengesankan, beliau terkenal dengan ahwal dan karamahnya. Syaikh ‘Izzuddin bin ‘Abdussalam berkata, ”Tidak ada karamah seorangpun yang diturunkan kepada kami secara mutawattir, selain karamahnya Syaikh Abdul-Qadir. ”Ibn Taimiyah juga mengatakan hal yang serupa.
Para ulama dan wali di masanya duduk merendah di hadapan beliau.Dalam Ilmu Fiqh,beliau telah mengungguli para ulama sejawatnya.Para walipun mengakui keunggulannya,sehingga mereka mengangkatnya sebagai pemimpin mereka.Di kemudian hari dia terkenal sebagai Sulthan al-auliya.

Suatu ketika, kebesaran Imam al-Jailani menyebabkan sekitar seratus orang ilmuwan dan cendekiawan dari seluruh pelosok Baghdad bersepakat untuk datang bertanya kepadanya. Mereka bersepakat untuk menjatuhkan sang Imam, masing-masing bermaksud menanyakan satu pertanyaan, dalam disiplin ilmu yang berbeda dan dianggap di luar pengetahuan sang Imam al-Jailani.

Setelah mereka duduk di majelis sang Imam dan siap dengan pertanyaan masing-masing, sang Imam duduk dengan tenang.Sebelum mereka sempat bertanya, secara tiba-tiba dari dada beliau menyembur kilatan cahaya, hannya yang dikehendaki Allah yang melihatnya. Lalu kilatan cahaya itu memancar kesetiap orang yang duduk bersiap mengajukan pertanyaan.

Kilatan cahaya tersebut membuat mereka tercengang dan kebingungan.Mereka serempak bangun, kilatan cahaya itu telah merobek baju mereka dan telah menyingkapkan niat jelek mereka.Akhirnya, dengan kepala tertunduk mereka pun menghampiri sang Imam yang sedang duduk tenang di kursinnya.Majlis pun menjadi hiruk pikuk olek khalayak yang ikut hadir di sana.Mereka mengira telah terjadi gempa di Baghdad.

Setelah itu, Imam al-Jailani memeluk keseratrus orang itu satu persatu, lalu beliau berkata, ”Pertanyaan yang engkau ajukan kepadaku adalah begini,dan jawabannya adalah begini. ”Beliau mengucapkan kata-kata itu kepada seratus orang yang sebelumnya telah siap mengajukan pertanyaan.

Setelah mereka keluar, Mufrij bin Nabhan bertanya kepada mereka,”Apa yang terjadi pada kalian?”Mereka menjawab,”Ketika kami duduk , tiba-tiba pengetahuan kami lenyap, seakan-akan kami belum pernah mengetahui sesuatu pun.Saat kami memeluk dadanya, semua ilmu yang lenyap itu kembali seperti sedia kala.”

Syaikh Abdul-Qadir tidak pernah terpedaya oleh maqamat yang telah di saksikannya. Bahkan beliau tahu bahwa Ilmu Haqiqat merupakan bukti nyata dari perpaduan antara syari’at dan ilmu makrifat. Menurutnya menyalahi ilmu syari’at , dalam bentuk apapun, merupakan akses setan dalam perjalanan spiritual, meskipun pelakunya seorang wali.

Beliau berkata,”Suatu hari, dalam sebuah perjalanan ke suatu tempat,aku merasa sangat haus karena berhari-hari tidak mendapatkan air.Tiba-tiba segumpal awan memayungiku.Dari gumpalan awan itu ada sesuatu yang serupa embun turun menghampiriku.Akupun berusaha mengalirkannya.

Namun serta merta kulihat cahaya menerangi cakrawala, lalu sesosok bayang menampakkan diri kepadaku.Ia berseru,”Hai Abdul Qadir, Aku Tuhanmu!Dan untukmu Aku telah menghalalkan semua yang haram(atau:semua yang haram bagi selain dirimu).”Maka Aku menjawab,”Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk.Terhinalah kau, hai terkutuk!”

Ternyata, cahaya itu adaah kegelapan, dan sosok tersebut adalah asap.Sosok itu kembali berkata kepadaku,”Hai Abdul-Qadir, engaku telah selamat dariku dengan ilmu yang engkau miliki, dengan kekuasaan Tuhanmu dan dengan kemuliaanmu.Padahal dengan cara seperti ini aku telah menyesatkan tujuh puluh orang perjalanan spiritual.”Aku berkata kepadanya,”Sungguh, kekuatan dan kelebihan adalah milik Tuhanku.”

Setelah peristiwa itu, seseorang bertanya kepadanya, ”Bagaimana engkau tahu bahwa ia adalah setan?
”Beliau menjwab, ”Karena ia berkata, ”Bagimu, aku telah menghalalkan yang haram.”

Syaikh Abdul-Qadir al-Jailani menekankan agar berpegang teguh kepada Alquran dan Sunnah, serta komitmen di atas jalan para pengikut RASULULLAH SAW,: ”Semua bentuk hakikat yang tidak diakui syari’at adalah kebohongan. Terbanglah kepada Al-Haqq Azza wa Jalla dengan sepasang sayap Alqur’an dan Sunnah.

Masuklah kepadaNya bersama tanganmu berada dalam genggaman tangan RASULULLAH SAW .Jadikanlah ia sebagai pemimpin dan gurumu,biarkan tangannya menghiasimu, menuntunmu dan menarikmu kepadaNya.”

Di majelisnya yang menampung sekitar tujuh puluh ribu orang, Syaikh Abdul-Qadir sering berbicara melalui percakapan jiwa. Tantang hal ini banyak riwayat yang terjamin kebenarannya. Syaikh Abu Bakar al-Imad berkata. ”Sungguh, aku telah membaca tentang ushuluddin, namun aku merasa suatu keraguan.

Kemudian aku berangkat menuju majelis Syaikh Abdul-Qadir,orang-orang mengatakan bahwa beliau berbicara melalui bisikan jiwa.Aku mendatangi mejelisnya saat beliau sedang berbicara.

Beliau berkata, ”keyakinan kita adalah keyakinan para salaf shalih  dan para sahabat.Aku berbisik dalam diriku, ”inilah keyakinan yang disepakati.’Beliau terus berbicara, lalu berpaling kearahku.

Aku berkata dalam jiwa,”penasihat telah berpaling.”beliau berpaling ke arahku untuk ketiga kalinya, lalu berkata, ”Wahai Abu Bakar!’Aku mengulang ucapan itu.Beliau berkata, ”Berdirilah!Ayahmu sudah datang.’Padahal sebelumnya ayahku tidak ada.Akhirnya, akupun bergegas menghampiri ayahku yang sudah datang.”

Syaikh Suhrawardi berkata,”Aku telah memantapkan hati untuk lebih memperdalam ushuluddin, lalu aku berkata dalam jiwaku,’Aku akan meminta saran Syaikh Abdul-Qadir al-Jailani terlebih dahulu,’kemudian akupun mendatangi beliau.Sebelum aku sempat mengutarakan niatku, tiba-tiba beliau bertanya,’Wahai Umar,apa yang merupakan bekal menghadapi alam kubur?

Pada masa mudanya,jika sedang berpikir tentang suatu ilmu, kemudian hal mendatanginya, beliau segera pergi ke gurun seperti orang linglung, sampai orang-orang mendengarnya. Mereka kaget dam khawatir mendengar jeritannya yang membuat mereka mengira beliau sedang menghadapi kematian.
 
Setelah peristiwa itu, beliau berniat pergi keluar Baghdad, tetapi beliau mendengar bisikan yang menyuruhnya kembali ke Baghdad untuk menyantuni masyarakatnya, karena dirinya sangat bermanfaat bagi mereka.
 
Inilah komentar orang-orang yang selalu hadir  dalam majelisnya, mereka kembali kepadanya, bahkan banyak orang-orang nasrani dan yahudi masuk islam di bawah bimbingannya.

Abu ats-Tsana an-Nahr Malaki berkata,”kami berbicara bahwa lalat tidak akan hinggap di tubuh syaikh Abdul-Qadir.Kemudian aku sendiri menghampiri beliau,beliau berpaling ke arahku, lalu berkkata,”Apa yang mau diperbuat lalat kepadaku, pada diriku tidak ada sirup kental manis dunia, tidak juga madu akhirat.”
 
Syaikh Abdul-Qadir dikenal sebagai pribadi yang memiliki kekokohan iman, akidah tauhid yang benar, tidak pernah terpedaya oleh dunia, tidak juga tertarik oleh gemerlapnya.
Beliau menganggap bahwa semua sebab berada dalam kuasa Sang Penyebab Azza wa Jalla, bukan pada orang-orang kaya, para pemimpin ataupun menteri-menterinya.

Beliau adalah orang yang mudah meneteskan air mata, sangat takut, rendah hati, selalu memenuhi undangan, berakhlak mulia, keturunannya baik, senantiasa berusaha menjauhkan manusia dari kebatilan dan mendekatkan mereka pada kebenaran, paling berani memberantas kebatilan, tidak putus asa, tidak pernah menolong selain karena Allah, tidak pernah menolak orang yang meminta, walau ia meminta salah satu baju beliau.
    
Itulah salah satu kemuliaan  beliau yang dapat saya kemukakan.Sungguh disini tidak cukup ruang menuliskan kemuliaan-kemuliaan beliau yang sangat banyak.Syaikh Abdul-Qadir al-Jailani telah menghabiskan masa mudanya dengan menuntut ilmu sampai berhasil, dan selama empat puluh tahun beliau menjadi pemberi nasihat serta wejangan  di madrasahnya, di Bab al-Azaj,dari tahun 521 Hijriah sampai tahun 561 H.

Baca juga:
→ K.H.Abdul Adzim Sidogiri (Ulama Yang Salamnya Langsung Di Jawab Nabi)

 Biografi Syaikh Abdul-Qadir al-Jailani
Perangai dan Karomah Syaikh Abdul-Qadir al-Jailani Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Hamba Allah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar